Ngomongin soal berwisata di
Bali, sepertinya kita tidak akan pernah kehabisan cerita. Dari tempat wisata
yang sudah ada sejak dulu hingga makin banyak pula objek wisata baru yg
bermunculan. Bagi kawan-kawan penghobi jalan-jalan, apalagi yang selalu update dengan
tempat wisata baru pasti sudah langsung tahu ketika ditanyakan tentang Air
Terjun Goa Rang Reng. Katanya kalo weekend pengunjungnya bisa mencapai seribuan
orang. Wooow.. menarik ya, objek wisata yang dikelola masyarakat Banjar Gitigit
dan baru dipublikasikan sekitan tiga bulan ini berarti memiliki daya tarik
wisata yang cukup menarik. Saya pun penasaran, jadi memutuskan untuk berkunjung
weekend kemarin (20151205).
Air terjun Goa Rang Reng, berjarak sekitar 31km dari Kota Denpasar. Lokasinya di Banjar Gitgit, Desa Babakan, Gianyar. Jika kalian dari kota Gianyar, dengan perjalanan 3km saja sudah sampai di lokasi, sudah ada sign besar di pinggir jalan. Kendaraan roda empat bisa parkir di dekat jalan raya, tapi untuk kendaraan roda dua bisa masuk lagi ke dalam hingga tempat parkir di ujung jalan, tepat sebelum jalan turunan dengan puluhan anak tangga menuju air terjun.
Sesuai dengan namanya, daya
tarik tempat ini ada dua yaitu keindahan air terjun serta goa yang bernama Rang
Reng. Mengapa namanya Rang Reng? Artinya apa? Pertanyaan ini sudah menjadi
bekal kami datang kesana, hehe
Bapak Nyoman menunjukkan
jalan menuju ke goa, dan menemani kami berkeliling. Sambil mulai berjalan, ia pun
mulai bercerita tentang sejarah goa dan air terjun.
Konon cerita di mulai dari
kegundahan hati sang raja dari Kerajaan Bedahulu (belum ada sumber jelas angka
tahunnya) karena rakyatnya di daerah Gianyar Selatan tidak bisa bercocok tanam
oleh karena tidak adanya sumber irigasi. Maka diperintahkanlah Kebo Iwa untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut. Kebo iwa diutus ke Bangli untuk mencuri
aliran sungai untuk dialirkan ke daerah selatan. Namun dengan kecerdikannya dan
kesaktiannya ia cukup hanya meminta secangkir air dari Bangli untuk di bawa
pulang. Olehnya dibuatlah pula sebuah goa untuk tempat air tersebut. Berkat kekuatan
yang ia miliki goa yang konon dibuat hanya dengan menggunakan tangannya
berhasil dibuat dalam semalam (bila berkunjung ke dalam goa bisa diperhatikan
di sekitar dinding dan langi-langit goa nampak seperti bekas jari-jari tangan).
Ditaruhlah air yang ia bawa tersebut disana dan jadilah aliran air yang deras
menuju daerah selatan. Karena itulah sungai yang alirannya sampai ke daerah
Lebih ini dinamai Tukad Cangkir. Sejak itu rakyat di daerah selatan bisa
bercocok tanam karena sudah ada aliran air untuk irigasi.
Untuk nama Rang Reng, konon
diberi nama tersebut karena warna di dalam goa yang beraneka warna, ada yg agak
keputihan, ada yg lebih gelap, coklat, hitam, biru gelap dan karena itu warga
susah menyebutkan namanya, lalu disebutlah Rang Reng. “Saya sudah mendapati
namanya begini sudah dari jaman tetua saya,”jelas Pak Nyoman sambil menerangkan
bahwa belum ada penjelasan lebih lengkap lagi tentang nama Rang Reng selain
karena hal warna. Nah air terjun yang kini sedang ramai dikunjungi ini adalah
aliran air dari goa tersebut yang melalui bebatuan berundak2 sebelum mengalir
menuju sungai, makanya namanya sama.
Di mulut goa terdapat
campuhan (pertemuan dua sumber air) yang juga merupakan hulu Tukad cangkir, airnya
berasal dari sungai dari daerah Bangli dan Gianyar utara. Bagi umat Hindu
campuhan ini adalah tempat yang disucikan, digunakan untuk tempat melukat
(meruwat/membersihkan diri). Selain itu campuhan ini juga digunakan untuk
tempat ‘ngayut’ (salah satu rangkaian upacara ngaben) oleh warga desa.
Setelah berbincang dengan
seorang warga lokal sana, di areal air terjun ada juga sebuah cerukan seperti
kolam yang konon merupakan tempat pemadian Ibu Teli. Jadi bagi pasangan yang
menikah sudah lama tapi belum juga dikaruniai keturunan bisa mandi dan berendam
disana, baiknya dilakukan saat pernama atau tilem (kajeng kliwon tidak
disarankan) dan katanya sebaiknya dilakukan setiap 42hari. Entah benar atau
tidak, katanya sih dari dulu banyak yang melakukannya dan berhasil, ahhhh kalau
hal yang ini kita kembalikan ke kepercayaan masing-masing saja lah ya,hehe (untuk
informasi lengkapnya mungkin bisa ditanyakan lagi disana)
Nah... sekarang sudah tahu kan
sejarah tempatnya, jadi makin ngerti lah ya kalo areal tempat wisata Air terjun
Goa Rang Reng adalah juga merupakan tempat suci, jadi mesti berwisata santun
donk yaa :)
Note :
- Bagi pengunjung yang
beragama Hindu bila tidak membawa canang bisa membeli canang di penjual yang
ada di areal parkir. Sebungkus canang berisi lima buah canang harganya lima
ribu rupiah. Bila akan berkunjung ke dalam goa dan air terjun, lima canang sudah
cukup (satu canang untuk di Pelinggih Tegal Penangsaran, satu canang untuk batu
besar di depan goa, satu canang untuk Pelinggih di dalam goa, dan dua canang
untuk di Pelinggih dekat air terjun).
- Dimohonkan untuk berpakaian
yang sopan, apalagi ketika masuk ke dalam goa, mengingat ini juga merupakan
tempat suci diharapkan semua pengunjung agar menjaga perkataan dan perilaku,
guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
- Untuk pengunjung wanita
yang sedang datang bulan dimohonkan agar tidak memasuki goa.
- Sudah disediakan dua bilik
sederhana untuk ganti baju seusai mandi di air terjun.
- Tempat sampah sudah
disediakan dibeberapa titik, jadi tidak ada alasan lagi untuk membuang sampah
sembarangan.
- Silahkan ambil foto sebanyak-banyaknya
deh, cuma jangan lupa hati-hati karena lumayan licin kalo manjat-manjat di air
terjunnya.
Selamat berkunjung
kawan-kawan
Salam,
kristinakomala
Tidak ada komentar:
Posting Komentar