Selasa, 10 November 2015

Goa Giri Putri - "Aku Pulang"

Pura Goa Giri Putri - Nusa Penida


Pura Goa Giri Putri, tujuan pertama kami ketika sampai di Pulau Nusa Penida. Aku dan Anggara menuju dusun Karangsari, Suana, Nusa Penida, lokasi pura ini yg kurang lebih 45 menit dari pelabuhan.
(*sekilas info : Goa Giri Putri dimaksudkan sebagai tempat bersemayamnya kekuatan/kesaktian Tuhan dalam manifestasinya berupa seorang perempuan/wanita cantik yang disebut ''Hyang Giri Putri''. (Giri artinya bukit/pegunungan. Putri artinya perempuan cantik. Dalam konsep ajaran Hindu, putri yang dimaksud adalah sebuah simbolis bagi kekuatan/kesaktian Tuhan yang memiliki sifat keibuan (kewanitaan)).

Setelah menitipkan dua backpack bawaan kami di warung di depan pura, kami mulai menapaki puluhan anak tangga menuju tempat persembahyangan pertama sebelum masuk ke dalam goa. Terdapat padmasana dan sebuah Arca Ganesha yang terletak di depan mulut goa. Persembahyangan pertama dilakukan disini untuk memuja Hyang Tri Purusha dan Ganapati untuk memohon ijin sebelum memasuki areal goa. Pemangku akan mempimpin persembahyangan disini dan selanjutnya Beliau pula akan mengantarkan kami melanjutkan perjalanan dan persembahyangan di dalam goa. 

lobang kecil untuk masuk ke dalam goa
Kami masuk ke dalam goa melalui lubang kecil seperti di foto. Dannnn... wow, ternyata persis seperti cerita yg sering aku dengar, di dalam goa itu luas banget

Total ada 6 persembahyangan yang kita lakukan disana. Setelah persembahyangan pertama di depan goa tadi dilanjutkan ke Pelinggih kedua untuk memuja Ida Hyang Wisnu dan Wasuki. Dewa Wisnu merupakan Dewa Pemelihara dan Hyang Naga Basuki yang merupakan lambang kemakmuran dan dan bersifat penolong/penyelamat. 

Persembahyangan ketiga, keempat dan kelima lokasinya berdekatan. 
Tahap ketiga, kami dilukat (dibersihkan dengan air suci) di Pelinggih Dewi Gangga, tujuannya untuk memohon penglukatan Dasa Mala dari Hyang Giri Putri, Hyang Giri Pati, dan Dewi Gangga agar segala hal-hal negatif dalam diri diruwat dan dimusnahkan.
Tahap keempat, melanjutkan persembahyangan di Pelinggih Ida Hyang Giri Pati yang letaknya di depan tempat melukat tadi untuk memohon pasupati penglukatan.
Beranjak dari sana kami menuju persembahyangan selanjutnya (Tahap kelima) yang masih berada dalam satu komplek dengan pelinggih sebelumnya. Dengan menaiki beberapa anak tangga (sebelumnya jangan lupa untuk melepas alas kaki sebelum menaiki tangga) kami menuju ke Pelinggih Ida Hyang Giri Putri yang berada di tengah-tengah diatas dinding goa (dulu katanya tangga ini masih berupa tangga bambu, lalu diganti dari bahan pelat mobil, hingga sekarang sudah dibangun tangga permanen). Sebelum menaiki tangga, ada sebuah pelinggih berupa pengrurah linggih Ida Ratu Tangkeb Langit, beliau adalah penjaga Ida Hyang Giri Putri.
Seusai melakukan persembahyangan di Pelinggih Ida Hyang Giri Putri, kami menuju ke Pelinggih Payogan, beberapa meter masuk lagi menuju ke goa kecil dari pelinggih tadi.

Di Payogan ini kami meditasi sejenak, dannnnnnnn beberapa tetes air mataku tak terasa menetes saat aku bersujud di hadapan Pelinggih Ida, seperti ada rasa haru dan rasa rindu menumpuk di dada lalu luruh menjadi tetesan air mata. Ahhhh aku mendadak melow, tapi aku senang sekali bisa ada disana, rasanya seperti pulang, lalu mengadu dan bercerita apa saja kepada ayah dan ibu :D 

Pamit dari Pelinggih Payogan, aku sambil masih terbengong (efek menagis di Payogan) dan masih ditemani Anggara melanjutkan persembahyangan terakhir di ujung goa. Ada empat pelinggih disana, satu berupa Padmasari(sthana Hyang Siwa Amerta/Mahadewa), sebuah Gedongsari (sthana Hyang Sri Sedana/Ratu Syahbandar), sebuah patung Dewi Kwam Im, serta sebuah altar Dewa Langit. Semuanya merupakan Dewa Pemurah, Pengasih dan Penyayang serta Dewa-Dewi Kemakmuran. Ornamen hiasan berwarna merah di atap goa berupa lampion dan naga dari kertas membuat sudut goa ini menjadi sangat meriah. Terasa sekali perpaduan konsep Siwa-Buda di sini. Setelah berdoa dan diberi tirtha oleh Pemangku di sana, kami diberikan gelang tridatu (gelang dari benang yg berwarna merah, putih dan hitam) untuk dipakai.

Dari lokasi persembayangan terakhir ini sudah ada tangga sebagai akses keluar goa. Dengan berjalan kaki sekitar 15 menit kita akan sampai di lokasi parkir kendaraan di depan pintu masuk pura. 
Sebenarnya belum puas berlama-lama menikmati suasana di dalam goa, namun karena perjalanan hari itu harus dilanjutkan maka kami merelakan diri untuk pamit dari sana menuju tempat selanjutnya.
Terimakasih semesta membawaku pulang kesini, ke Goa Giri Putri :)
temukan ini saat menuju lokasi parkir jika keluar goa menuju parkiran :D








*photo by Anggara Mahendra
"Thanks Anggara untuk semua foto-foto dan menjadi teman perjalananku, semoga semesta selalu mengasihimu"



 





























Tidak ada komentar:

Posting Komentar